Blognya Pecinta Musik

Kamis, 11 Juni 2009





PETERPAN, BAND YANG PALING DICARI
BERMULA dari album kompilasi, Peterpan langsung menjadi band paling dicari. Album perdananya pun laris setengah juta kopi. Sekarang, sebuah rekor pun mereka kantongi!
Kenal dong sama Peterpan?
Yap! Jagoan berbaju hijau ala Robin Hood ini memang populer banget. Maklum, selain masih muda, cakep, dan jago berkelahi, cowok yang berdiam di negeri antah-berantah ini juga bisa terbang. Keahlian yang selalu kita impi-impikan karena enggak mungkin dimiliki sama manusia biasa kayak kita-kita.
Tapi, jagoan sekelas Peterpan itu cuma ada dalam dongeng. Di alam nyata, enggak ada tuh seorang jagoan yang bisa sekomplet dia.
Tapi, jangan sedih dulu teman. Meski enggak persis sama dengan Peterpan di dalam dongeng, kita di Indonesia juga punya kumpulan jagoan yang sekelas dengan cowok asal negeri antah-berantah itu.
Kalau enggak percaya, mending langsung aja kita lihat daftar kehebatannya!
Waktu baru nongol, enam jagoan ini langsung menjadi pusat perhatian. Modalnya cuma sebuah singel berjudul Mimpi yang Sempurna. Singel yang bikin album kompilasi 2002 Malam yang memuat singel itu laku sampai ratusan ribu kopi.
Pas dapet kesempatan maju sendirian, mereka langsung bikin sensasi. Bermodalkan singel-singel paten kayak Sahabat, Topeng, serta Aku dan Bintang, album solo perdananya laku setengah juta kopi. Sebuah prestasi gemilang di tengah industri musik yang lagi lesu kayak sekarang.
Kebetulan, nama jagoan kita ini juga Peterpan. Sebuah band asal Bandung yang dianugerahi “kekuatan” untuk menaklukkan industri musik di Tanah Air. “Kekuatan” yang kalau bisa dipergunakan dengan benar, mampu membuat mereka “terbang” dan melayang sejajar dengan band-band papan atas Indonesia layaknya Sheila On 7, Gigi, Padi, dan Dewa.
Mimpi
Percaya enggak kalau kisah sukses Peterpan berawal dari mimpi? Adalah Andika Naliputra Wirahardja, seorang keyboardis asal Bandung, yang memulai impian itu.
Dibesarkan dalam keluarga pencinta musik, Andika, begitu ia biasa dipanggil, bermimpi untuk punya sebuah band yang solid. Band yang mampu menghasilkan puluhan, bahkan ratusan hit, seperti The Beatles, band kesayangannya sejak kecil.
Untuk mewujudkan impiannya itu, cowok yang tongkrongannya mirip-mirip Iszur “P Project” ini sudah rajin berlatih piano dan keyboard sejak SD. Puncaknya, saat demam New Kids On The Block (NKOTB) melanda dunia. Sulung dari tiga bersaudara ini menjadi makin yakin kalau ngeband adalah jalan hidupnya.
“Gara-gara NKOTB, aku jadi makin rajin berlatih keyboard. Niat ngeband pun menjadi makin kuat. Pokoknya, aku harus ngeband!” kenang cowok kelahiran Bandung, 27 November 1980, ini antusias.
Pas masuk SMPN 2 Bandung, Andika mulai coba-coba mewujudkan impiannya. Awalnya, ia ngebikin band yang mainin lagu-lagunya The Beatles dan dikasih nama Beat Jr. Sempet bertahan lima tahun, akhirnya band ini bubar jalan.
Peristiwa ini enggak sampai membuat Andika stres. Ia malah mencoba untuk ngebikin band baru. Awalnya, ia ngomporin temen-temennya buat ngebentuk Stupid Cupid band. Cuma bertahan tiga bulan, band ini langsung bubar dan Andika pun kembali menjadi anak band pengangguran.
Enggak tahan nganggur dari band, Andika pun mulai mencari-cari teman baru yang bisa diajakin ngebentuk band. Kebetulan, ia berkenalan dengan seorang adik kelasnya yang bernama Mohammad Kausar Hikmat alias Uki, yang gape main gitar. Ngerasa satu visi, dua orang ini sepakat buat ngebentuk sebuah band.
Dari Uki, Andika berkenalan dengan Nazril Irham, bekas vokalis bandnya Uki yang sering nyanyiin lagu-lagu Nirvana. Ternyata, Andika ngerasa cocok dengan warna vokal cowok yang punya panggilan akrab Ariel itu. Langsung deh dia ngajakin Ariel buat gabung sama band barunya.
Buat ngelengkapin formasi, Andika ngajakin Hendra S alias Indra, temen rumahnya, buat jadi basis. Ditambah seorang drummer yang juga temen rumahnya Uki, Andika cs sepakat untuk menamakan band barunya Topi (cupu banget ya?).
Sempet jalan lumayan lama, akhirnya band ini goyang juga. Ada beberapa personel yang tiba-tiba “kabur” tanpa berita dari formasi band. Maklum, masih muda-muda. Masih belum yakin bisa beneran jadi anak band.
Gara-gara insiden ini, akhirnya Topi vakum. Melas, tapi bawa berkah. Soalnya, di masa vakum ini, Andika, Ariel, Uki, dan Indra berkenalan dengan Loekman Hakim (gitar) dan Ilsyah Ryan Reza (drum), dua orang yang akhirnya digamit masuk ke dalam formasi band.
Berburu manajer
Sadar nama Topi enggak komersial, akhirnya Ariel cs sepakat mengubah nama menjadi Peterpan, per bulan September 2000. Sebuah nama yang mereka dapatkan dari proses perenungan yang panjang.
“Peter itu diambil dari singkatan kata pengen terbang. Karena mikir kata Peter Band terdengar garing, kami mutusin buat ngusung nama Peterpan. Biar keren dan makin sering dilirik,” terang Ariel, lugas.
Punya nama keren enggak bikin perjalanan mereka langsung mulus. Buktinya, mereka masih harus bekerja keras untuk menggapai impian mereka selanjutnya: manggung di kafe.
Buat ngakalin sistem manajemen, Andika sempat jadi personel merangkap manajer. Tapi, tetep enggak berhasil. Selain kerjanya jadi enggak konsen, temen-temennya enggak sepenuh hati nurut sama dia.
Untung, di tengah jalan muncul jalan keluar. Andika teringat sama Budi Soeratman, manajer band adiknya. Sempet ngeliat cara kerja si Abang (panggilan akrab Budi-Red), akhirnya Andika yakin mempromosikan cowok gempal itu sebagai manajer Peterpan. Sebuah niatan yang didukung penuh sama seluruh personel yang lain.
Langsung deh Andika mendatangi Budi dan memintanya jadi manajer Peterpan. “Kebetulan saat itu kami dapet job manggung di sebuah kafe. Buat meyakinkan Abang, kami bertekad tampil habis-habisan. Seluruh kemampuan yang kami punya langsung dikerahkan,” ujar Reza penuh semangat.
Hasilnya? Budi langsung trenyuh dan setuju jadi manajer buat band itu.
Rekaman
Resmi jadi manajer, Budi langsung menyiapkan sebuah program kerja yang tertata rapi. Sebagai awal, ia meminta personel Peterpan untuk memperbaiki penampilannya.
Dengan imej baru yang lebih rapi, Peterpan jadi sering dapet job manggung. Mereka bahkan berhasil mendapatkan job impiannya: jadi homeband di Kafe O’Hara, yang lumayan terkemuka di Bandung. Wajar kalau makin banyak yang kenal dan ngefans sama band yang rajin ngebawain lagu-lagunya Creed itu.
Suatu hari, pas lagi manggung di Kafe Sapu Lidi, penampilan mereka terlihat oleh Noey, mantan bassis Java Jive yang belakangan aktif jadi produser. Noey langsung tertarik dan meminta mereka mengirimkan demo.
Belakangan, demo yang mereka kirim ke Noey jadi tiket terusan buat menembus industri rekaman. Noey, yang saat itu lagi memproduksi album kompilasi 2002 Malam bareng Capung, dan Icom langsung memasukkan nama mereka sebagai salah satu band pengisi track. Kebetulan, lagu yang mereka bawakan di album itu adalah Mimpi yang Sempurna.
Dasar hoki, lagu itu kepilih jadi singel jagoan di album kompilasi itu. Dan, berkat lagu itu, album kompilasi 2002 Malam terjual hingga 350.000 kopi. Wajar, akhirnya Musica Studio’s tertarik buat ngebikinin Peterpan sebuah album.
Rekor
Bulan Juni 2003 album perdana Peterpan dilepas ke pasaran. Mengandalkan lagu Sahabat dan Topeng, album itu diharapkan meledak di pasaran.
Ternyata, harapan itu menjadi kenyataan. Taman Langit terjual 500.000 kopi lebih dalam setahun. Rekor fantastis yang membawa Peterpan menjadi idola baru.
Selain jualan albumnya banyak, Ariel cs juga jadi kebanjiran job. Nyaris tiap pekan mereka diundang manggung. Bukan cuma di Pulau Jawa, bahkan sampai ke Sulawesi, pulau kelahiran Reza, sang drummer.
Prestasi luar biasa ini ternyata membuka jalan bagi Peterpan untuk menghasilkan sebuah prestasi yang lebih luar biasa. Musica Studio’s, label yang menaungi mereka, setuju untuk mendukung Peterpan menjadi satu-satunya band yang pernah menggelar konser di enam kota dalam waktu 24 jam.
Minggu (18/7) lalu tepat pukul 02.00, Peterpan pun berangkat dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, menuju Medan, Padang, Pekan Baru, Lampung, Semarang, dan Surabaya untuk memecahkan rekor.
Ajaibnya, mereka berhasil! Sebagai tanda keberhasilan mereka, Museum Rekor Indonesia (Muri) menganugerahi sertifikat khusus, sekelarnya Ariel cs menggelar konser di Surabaya, pukul 24.00. Sebuah sertifikat yang bakal selalu dikenang seumur hidup mereka.
Selain mencatatkan rekor di Muri, rupanya Peterpan punya misi khusus dalam pencatatan rekor gila-gilaan ini. “Kami berharap nama kami bisa lebih dikenal lagi. Soalnya, sebentar lagi album kedua kami bakalan dirilis. Mudah-mudahan pemecahan rekor ini bisa menjadi pembuka jalan bagi album terbaru kami, Bintang di Surga,” kata Ariel selepas konser.
Kalau melihat kerasnya usaha Peterpan mempromosikan album barunya, kayaknya sih pintu menuju popularitas makin terbuka lebar. Sekarang, tinggal sejeli apa mereka bisa memanfaatkan situasi yang ada.
Maju terus Peterpan! Buktikan kalau kalian memang sebuah band yang layak dijuluki pemecah rekor!